Gudang Ilmu Fandi
-

kursor

Sabtu, 22 Juni 2013

Menaikan Bilangan Oktan Bensin

Karena kenaikaikan harga BBM saya mau share cara naikin bilangan oktan supaya kualitas BBM jadi lebih baik, cara untuk menaikan angka oktan bahan bakar, diantaranya :

1. BBM DICAMPUR ETANOL



cara mudah untuk membuat Premium setara Pertamax. Cukup dicampur etanol. Sudah sering dengar etanol kan? sejenis cairan etil-alkohol. “Kandungan alkoholnya mencapai 99,9%.
 Etanol mudah dibuat. Rumus kimianya C2H6O. Proses pembuatannya sama eperti bikin tape atau peyeumyang jugabisa menghasilkan alkohol. Gampang kan? Etanol untuk bahan bakar biasanya dari tebu (molase) atau singkong.

Premium yang memiliki angka oktan 88 cukup dicampur etanol yang punya angka oktan 118. Dengan perbandingan 10% dan 90%. Dengan begitu, angka oktan menjadi (10% x 118) + (90% x 88) = 91. Angka itu mendekati Pertamax Plus yang memiliki oktan 95. “Untuk motor harian cukup campurkan 10% etanol dengan BBM Jadi, jika 3 liter Premium harus dicampur dengan 300 ml etanol.

dicampur Pertamax untuk menggantikan Bensol atau Avgas yang memiliki nilai oktan 99,5
Untuk motor keluaran di bawah tahun 2000 mesti lebih hati-hati. Biasanya motor itu dirancang tidak untuk diisi bensin tanpa timbal. dikhawatirkan dudukan klep jadi cepat rusak. dan juga Karena etanol memiliki sifat melarutkan karet, sehingga bisa mengancam kekuatan sil klep.

2. BBM DICAMPUR KAPUR BARUS



melarutkan kapur barus ke dalam bensin tersebut. Kapur barus yang dimasukkan kedalam bensin tidak perlu ditumbuk halus, sebab jika ditumbuk halus, butiran-butiran kapur barus tersebut akan mengotori karburator dan menyebabkan kemacetan mesin.

Angka oktan bensin akan naik sekitar 10% setelah dicampur kapur barus. Kapur barus yang biasanya digunakan sebagai pengharum pakaian dan pengusir serangga mengandung napthalena, salah satu unsur kimia yang dapat menambah angka oktan bensiN.

 Angka oktan adalah angka yang menunjukkan kemampuan bahan bakar bertahan terhadap detonasi, yakni letupan-letupan pada mesin yang tidak teratur yang bukan disebabkan oleh proses pembakaran normal.

Kamis, 20 Juni 2013

Teknologi Batu Bara Ramah Lingkungan

pemanfaatan batubara sebagi sumber energi meningkat sangat signifikan untuk beberapa dekade terakhir. hal ini terkait dengan melonjaknya harga minyak dunia serta pesatnya pertumbuhan industri dunia. adanya isu global warming serta usaha peningkatan efisiensi dalam pemanfaatan batubara mendorong produsen maupun pengguna batubara berlomba mengembangkan teknologi batubara yang lebih ramah lingkungan.
produk gas utama hasil pembakaran adalah karbon dioksida. carbon dioksida merupakan kontributor terbesar penyebab efek rumah kaca, dimana atmosfer akan menahan panas dari sinar matahari yang terpentul dari bumi sehingga bumi menjadi lebih panas. efek dari keberadaan gas karbon dioksida sanagt mempengaruhi kehidupan bumi. isu perubahan iklim berhubungan dengan pengingklatan gas rumah kaca yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, termasuk batubara. jumlah gas karbon dioksida sudahn melewati ambang batas yang mengakibatkan perubahan pola iklim global.
mengurangi dampak negatif pemanfaatan batubara maka beberapa negara telah sepakat memberlakukan pembatasan emisi karbon dioksida melalui karbon dioksida trading. logikanya adalah apabila pengguna batubara menghasilakan emisi gas karbon melebihi ambang batas maka mereka harus membayar penalti. sedangkan apabila nilai emisi masih dibawah nilai ambang batas maka selisih nilai emisi bisa diperjual belikan sebagan komoditas dalam pasar global.

beberapa teknologi power plant yang lebih efisien dan ramah lingkunagn antara lain :
  1. subcritical pulverize, subcritical beroprasi pada temperatur dan tekanan lebih tinggi (221bar) dimana efisiensi dicapai sampai 40% dibandingkan efisiensi pulverizer konvesional yakni 28%
  2. supercritical pulverizer, pengembangna dari subcritical dengan pengoprasian dalam temperatur dan tekana yang lebih tinggi lagi 230-265 bar dimana dapat meningkatkan efisiensi sebesar 45%
  3. ultra supercritical (USC), teknologi ini menggunakan meterial baja paduan tinggi yag lebih cangih sehingga memingkinakn pengoprasian dalam temperatur dan tekanan yang sangat tinggi (300bar) sehingga efisiensi dapat dicapai hingga 50%
  4. fluidized bed combustion (FBC), runag bakarnya mrnggunakan partikel inert yang berfungsi sebagai media fluiidized sehinga sistem stabil dan temperatur terditribusi merat keseluruhan bagian ruang bakar sehingga efisiensii dapat dicapai hingga 45%.
  5. integrated gasification combined cycle (IGCC), gabungan tubin gas danuap dimana gas yang dihasilkan dari gasifier dialirkan ke turbin gas dan temperatur gas yang masih tinggi digunakan untuk menghasikan uap untuk dialirkan ke turbin uap. efisiensi dicapai sampai 50%
selain pengembangan teknologi diatas, dikembangkan pula teknologi untuk mengurangi emisi gas karbon ke lingkungan dalam jumlah besar. seprti :
  1. carbon capture storage (CCS), teknologi yang diintegrasikan untuk menangkap, menyimpan, dan menyuntikkan gas karbon dioksida hasil power plant kedalam sumur minyak/gas tua.
  2. zero emission power plant (ZEPP), teknologi terintegrasi antara gasifikasi dengan css untu recovery carbon dimana batubara dirubah menjadi gas. gas buang hasil pembakaran yang masih mengandung karbon akan disimpan dalam css sehingga akan dihasilkan gas buang bebas emisi carbon, sulfur dan nitro.
beberapa mekanisme yang sudah umum dugunakan untuk dapat mrngontrol emisi gas sulfur, nitro dan debu partikulat antara lain :
  1. flue gas desulphurization (FGD), teknologi untuk mengurangi emisi gas sulfur oksida dengan menyuntikkan limestone cair pada gas buang sehingga akan mengikat sulfur menjadi gipsum. emisi gas sulfur merupakan faktor utama menyebabkan pemicu terjadinya hujan asam.
  2. electrostatic precipitator (ESP), teknologi untuk menangkap debu partikulat terbang dari emisi gas buang dengan arus listrik sehingga debu partikulat akan menempel pada cerobong, peleppasan partikulat debu dalam jumlah besar kelingkungan akan menyebabkan pencemaran udara parah.
  3. low NOxburner, teknologi pembakaran pada temperatur yang blebih rendah sehingga reaksi pembentukkan NOx dapat dikontrol, emisi gas NOx merupakan salah satu pemicu terjadinya hujan asam dan asap.
  4. selective catalystic and non catalytic reduction, teknologi untuk mengurangi emisi NOx dengan mengubahnya menjadi N2 dan H2O melalui sejumlah reaksi kimia dengan menambahkan urea atau ammonia pada gas buang.

Dampak dan Upaya Pencegahan Hujan Asam

1. Dampak Hujan Asam

Kandungan asam dalam hujan menyebabkan hujan memiliki sifat sama seperti larutan asam pada umumnya. Asam yang ada dalam hujan asam merupakan asam kuat. Setelah mempelajari tentang sifat asam, dapatkah kamu memperkirakan dampak apa yang dapat ditimbulkan jika hujan asam terjadi di suatu wilayah?

Secara alami hujan memang bersifat asam dengan pH antara 5,6 sampai 6,2 karena adanya kandungan CO2 di udara. CO2 di udara bereaksi dengan uap air membentuk asam lemah yaitu asam karbonat (H2CO3). Namun keasaman yang disebabkan oleh H2CO3 ini dianggap normal karena jenis asam ini bermanfaat membantu melarutkan mineral tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.  Berbeda dengan kandungan H2SO4 dan HNO3 yang merupakan asam kuat yang dapat merusak jaringan hidup. Berikut beberapa dampak dari hujan asam terhadap lingkungan dan makhluk hidup :

1. Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-sama dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dapat merusak paru-paru.

2. Menyebabkan korosi dan merusak bangunan

Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi (perkaratan) dapat terjadi pada beberapa material dari logam.  Korosi adalah peristiwa perusakan logam akibat terjadinya reaksi kimia antara logam dengan lingkungan yang menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Lingkungan tersebut dapat berupa asam, basa, oksigen dalam udara, oksigen dalam air, atau zat kimia lainnya. Produk yang tidak diinginkan ini adalah karat. Ciri-ciri karat adalah berupa bercak coklat tua (lihat gambar 14a).

             glencoe-green level-paku berkaratbatu
                               (a)                                                              (b)
Gambar 14. (a) Paku berkarat, (b) tugu batu rusak akibat hujan asam
Sumber : Glencoe science level green
Keberadaan karat ini sangat merugikan dan pada kondisi tertentu dapat mengancam keselamatan jiwa. Logam yang mengalami korosi ini biasanya akan menjadi rapuh dan keropos. Dan hal ini tentu sangat berbahaya jika yang mengalami korosi adalah jembatan dari besi. Jembatan lama kelamaan akan rapuh dan keropos. Untuk mencegah timbulnya korosi ini kita dapat melakukan beberapa cara salah satunya yaitu dengan pengecatan.
Selain korosi pada logam hujan asam juga dapat merusak bangunan terutama bangunan yang terbuat dari batuan (lihat gambar 14b) . Hal ini disebabkan karena hujan asam akan melarutkan kalsium karbonat dalam batuan tersebut dan membuatnya batuan menjadi mudah lapuk.
3. Tumbuhan menjadi layu, kering dan mati
Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat mempergunakannya untuk tumbuh. Zat kimia beracun seperti aluminium juga akan terlepas dan bercampur dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini diserap oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, kemudian tumbuhan akan terserang penyakit, kekeringan, dan mati.
dead-spruce_133_600x450
Gambar 15. Pengaruh hujan asam terhadap pepohonan
Sumber: National Geographic
4. Merusak ekosistem perairan
 ikan mati
Gambar 16. Ikan di perairan mati
Sumber :blogs.unpad.ac.id
Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman danau. Keasaman danau yang meningkat menyebabkan beberapa spesies biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam. Meskipun  ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena rantai makanan terganggu maka spesies tersebut dapat mengalami kematian pula.
Untuk mengetahui dampak nyata dari hujan asam, simaklah video berikut ini!
Untuk kamu lebih mudah memperoleh informasi bacalah panduan video 3 terlebih dahulu!

Berhati-hatilah dalam bekerja dan mintalah bantuan pada orang lain. Selamat bekerja!
2. Upaya Pencegahan Terbentuknya Hujan Asam
Mengingat dampak hujan asam yang luas, maka perlu dilakukan upaya pencegahan terbentuknya hujan asam. Upaya pencegahan terbentuknya hujan asam antara lain :
a. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama di Indonesia. Minyak bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi, untuk mengurangi emisi zat pembentuk asam dapat digunakan gas alam sebagai sumber bahan bakar. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang seperti methanol, etanol, dan hidrogen. Namun penggunaan bahan bakar non-belerang ini juga perlu diperhatikan karena akan membawa dampak pula terhadap lingkungan.
b. Desulfurisasi adalah proses penghilangan unsur belerang. Desulfurisasi dapat dilakukan pada waktu :
       1.) Sebelum pembakaran
Kandungan belerang dapat dikurangi saat proses produksi bahan bakar.   Misalnya, batubara dapat dicuci untuk membersihkan batubara dari pasir, tanah, dan kotoran lain serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit sampai 50-90%.
        2.) Selama pembakaran
Pengendalian pencemaran selama pembakaran dapat dilakukan sengan Lime Injection in Multiple Burners (LIMB). Caranya dengan menginjeksikan kapur Ca(OH)2 dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakaran khusus. Teknologi LIMB ini dapat mengurangi emisi SO2 sampai 80% dan NOx 50%.
        3.) Setelah pembakaran
Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing. Prinsip teknologi ini adalah mengikat SO2dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat.
b. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
kondopic
Gambar 17. Tindakan reduce, reuse dan recycle
1.) Reduce
Menerapkan prinsip Reduce dapat kamu lakukan dengan mengurangi penggunaan sumber daya alam. Contohnya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil terutama batu bara dan minyak bumi. Telah kita ketahui bahwa bahan bakar fosil ini paling banyak digunakan dalam kegiatan pabrik, transportasi dan pembangkit listrik. Oleh karena itu cara paling mudah yang dapat kamu lakukan adalah dengan menghemat listrik, menggunakan angkutan umum atau bersepeda saat pergi ke sekolah, mengurangi penggunaan plastik.
       2.) Reuse
Dengan memanfaatkan dan menggunakan kembali barang bekas kamu sudah dapat menerapkan prinsip reuse. Contohnya memakai kembali botol atau kaleng bekas, menggunakan kotak makanan yang dapat dipakai kembali saat kamu membeli makanan.
       3.) Recycle
Jika kamu tidak dapat mengurangi penggunaan suatu barang dan kamu tidak dapat menggunakan benda itu kembali maka langkah terbaik yang dapat kamu lakukan adalah dengan melakukan daur ulang barang tersebut. Barang yang dapat kamu daur ulang antara lain kaca, kertas, plastik dan logam.
info
Masalah hujan asam dalam skala yang cukup besar pertama terjadi pada tahun 1960-an ketika sebuah danau di Skandinavia meningkat keasamannya hingga mengakibatkan berkurangnya populasi ikan. Hal tersebut juga terjadi di Amerika Utara, pada masa itu banyak hutan-hutan di bagian Eropa dan Amerika yang rusak. Sejak saat itulah dimulai berbagai usaha untuk menanggulangi hujan asam.

Minggu, 16 Juni 2013

Biobriket Bungkil Biji Jarak Paagar


  Tanaman jarak pagar merupakan tanaman serba-guna karena semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan, mulai dari daun, buah, getah dan biji. Tanaman jarak pagar dapat bermanfaat sebagai pengendali erosi, pelindung kebun dan untuk kayu bakar. Biji jarak pagar mengandung 35-45 % minyak kurkas (curcas oil) yang digunakan sebagai obat gosok untuk penyakit encok, pembersih perut (pencahar), penyakit kulit dan mengobati rematik. Minyak dan biji jarak pagar juga dapat digunakan sebagai bahan baku biopestida (cair dan serbuk). Daunnya digunakan sebagai obat tradisional sakit perut, obat luka, obat penyakit kulit, untuk makanan ulat sutra, antiseptik dan anti radang. Daging buahnya bisa untuk pupuk hijau dan produksi gas. Getah jarak pagar digunakan sebagai obat kumur dan gusi berdarah serta obat luka. Sedangkan manfaat tanaman jarak pagar yang membuat banyak pihak tertarik me-ngembangkannya yaitu dari bijinya yang dapat menghasilkan minyak bio-diesel sebagai bahan bakar pengganti solar dan minyak tanah.

Bungkil biji jarak pagar

     Bungkil yang merupakan limbah dari pengepresan biji jarak pagar dapat digunakan sebagai bahan bakar, pupuk organik (kompos), biogas, dan juga berpeluang sebagai pakan ternak setelah dilakukan detoksifikasi (peng-hilangan racun) dari biji dan minyaknya. Bungkil jarak pagar merupakan bahan organik yang sangat baik dijadikan pupuk organik, karena mengandung nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan beberapa jenis pupuk organik seperti pupuk kotoran sapi dan kotoran ayam. Bungkil biji jarak pagar yang merupakan limbah pengepresan biji jarak pagar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah untuk kompor atau bahan bakar tungku. Dalam pengepresan biji jarak pagar akan diperoleh minyak dan bungkil, masing-masing sekitar 34 % dan 66 % dari bobot biji awal (Prastowo, 2008). Namun demikian kemampuan mesin pengepres hanya mampu memeras minyak maksimal 28 %. Jadi masih ada minyak yang tertinggal dalam bungkil minimal 6 % dari bobot biji awal. Oleh karena itu, bungkil masih dapat dibakar dengan baik dengan dibuat menjadi briket lebih dahulu agar mudah digunakan pada tungku sederhana. Sebenarnya jika sistem aerasi tungku baik, bentuk asli bungkil yang keluar dari pengepres dapat langsung masuk ke tungku dan dibakar. Hasil penelitian Umam (2007) melaporkan sifat fisiko kimia bungkil jarak pagar sebagai berikut 

Dari hasil analisis sifat fisikokimia bungkil jarak pagar IP–1P ternyata bungkil jarak pagar masih banyak mengandung minyak 16,48% dengan nilai kalor 4473 kal/gram, sehingga sangat berpeluang untuk digunakan sebagai biobriket.

 Briket

 Arang briket merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan se-bagian dari kegunaan minyak tanah. Biobriket merupakan bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik. Bahan baku pembuatan arang briket pada umumnya berasal dari batubara, tempurung kelapa, serbuk gergaji dan bungkil sisa pengepresan biji-bijian. Karakteristik briket yaitu mudah disulut karena mengandung biomassa yang dapat membantu dalam penyulutan awal. Briket dapat digunakan pada sembarang anglo, untuk menggantikan minyak tanah, kayu bakar dan gas. Disamping itu briket juga tidak berasap/berbau, efisiensi pembakaran tinggi, pembakaran stabil dan ramah terhadap lingkungan. Produk biobriket yang dihasilkan diharapkan dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan menengah untuk menggantikan energi panas dari bahan bakar minyak dan kayu bakar. Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran bio-briket dapat dipakai antara lain untuk memasak, pengeringan hasil pertanian, peternakan, pembakaran bata, genteng, keramik, gerabah dan industri lainnya yang membutuhkan panas. Biobriket dari jarak pagar ini juga memungkinkan untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas pada boiler uap, industri makanan dan sebagainya.

Pembuatan biobriket bungkil jarak pagar yaitu dengan cara mencampur bungkil dengan perekat yang terbuat dari pati kanji. Kanji dari pati sagu lebih baik dibandingkan pati dari aci ubikayu. Harliana (2008) melaporkan pembuatan biobriket bungkil biji jarak pagar menggunakan campuran arang sekam dan tepung tapioka sebagai bahan perekat. Digunakannya arang sekam sebagai campuran karena sekam ber-potensi sebagai bahan baku energi alternatif yang murah bagi masyarakat. Digunakannya bahan perekat pati karena bahan perekat ini tidak berasap sehingga lebih cocok bila digunakan di rumah tangga. Keuntungan lainnya yaitu jumlah perekat yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan bahan perekat hidrokarbon, kelemahannya adalah briket yang dihasilkan kurang tahan terhadap kelembaban.

Proses pembuatan biobriket bungkil biji jarak pagar
1. Penyiapan bahan
Bahan–bahan yang diperlukan antara lain bungkil biji jarak pagar kering, sekam, dan tepung tapioka sebagai perekat.
   a) Sekam dibakar dalam tempat tertutup di dalam tanah atau di dalam drum selama 20-30 menit kemudian ditutup, dihaluskan dan diayak menggunakan saringan berukuran 20 mesh. Dengan proses karbonisasi, sekam tidak akan langsung menjadi abu, tapi akan menjadi kristal berwarna hitam pekat yang mengandung unsur karbon (C) tinggi.
  b) Bungkil jarak pagar dikeringkan, dihaluskan dan diayak mengguna-kan saringan berukuran 20 mesh sehingga diperoleh ukuran yang seragam.
  c) Tapioka dilarutkan dalam air secukupnya kemudian dipanas-kan pada suhu ± 75ºC selama 30 menit. Selama pemanasan, larutan pati diaduk secara kontinyu agar panas yang diterima merata dan tidak terjadi penggumpalan di bagian bawah.
2. Pencampuran dan pencetakan bungkil biji jarak pagar dicampur dengan sekam yang sudah dibakar dengan perbandingan 90:10, kemudian ditambahkan larutan pati dan diaduk sampai rata selanjutnya dilakukan pencetakan. Pencetakan dilakukan secara sederhana dengan menggunakan pipa paralon (1,5 inch) yang dipotong-potong, tekan sampai padat kemudian dibuat ukuran sesuai keinginan dan dikeringkan.
3. Pengeringan dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari langsung. Bila sinar matahari cerah pengeringan bisa dilakukan 2 hari sampai briket tersebut terasa ringan bila diangkat. Briket juga dapat dikeringkan dalam oven pada suhu 60ºC selama 24 jam. Setelah proses pengeringan selesai, biobriket siap digunakan. Dengan pembuatan biobriket ini petani dapat menghemat pemakaian bahan bakar minyak tanah, kayu bakar ataupun gas. Bahkan dapat memperoleh nilai tambah secara ekonomi apabila biobriket tersebut dikemas dengan baik dan dijual.
Secara umum istilah biofuel bisa diartikan bahan bakar dari nabati, pengembangan yang paling memungkinkan untuk substitusi atau pengganti energi adalah biodiesel (dari minyak Jarak dan Kelapa Sawit) sebagai pengganti solar dan bioethanol (dari Singkong) sebagai pengganti bensin. Jatropha curcas (jarak pagar) merupakan salah satu tanaman yang paling prospektif untuk diproses menjadi Biodiesel karena selain relatif mudah ditanam, toleransinya tinggi terhadap berbagai jenis tanah dan iklim, produksi minyak tinggi, serta minyak yang dihasilkan tidak dapat dikonsumsi oleh manusia sehingga tidak mengalami persaingan dengan minyak untuk pangan. Minyak jarak pagar berwujud cairan bening berwarna kuning dan tidak menjadi keruh sekalipun disimpan dalam jangka waktu lama.
Tanaman Jatropha curcas (jarak pagar) termasuk tanaman semak dari keluarga Euphorbiaceae yang tumbuh cepat dengan ketinggian mencapai 3 – 5 meter. Umumnya, seluruh bagian dari tanaman ini mengandung racun sehingga hampir tidak memiliki hama. Tanaman ini mulai berbuah pada umur 5 bulan, dan mencapai produktivitas penuh pada umur 5 tahun. Buahnya berbentuk elips dengan panjang sekitar 1 inchi (sekitar 2,5 cm) dan mengandung 2 – 3 biji. Usia Jatropha curcas apabila dirawat dengan baik, dapat mencapai 50 tahun.
Cara Membuat Biodisel dari Tanaman Buah Jarak (Jathropa curcas)
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) yang merupakan tanaman semak keluarga Euphorbiaceae. Dalam waktu lima bulan tumbuhan yang tahan kekeringan ini mulai berbuah, produktif penuh saat berumur lima tahun, dan usia produktifnya mencapai 50 tahun. Banyak di jumpai di Indonesia sebagai tanaman pagar. Buahnya tidak bisa dikonsumsi karena bisa menyebabkan keracunan. Masyarakat di daerah pedesaan sering memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati susah buang air besar pada anak dibawah lima tahun (balita) atau menghilangkan sakit gigi dengan meneteskan getah pohon jarak ke gigi yang berlubang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Dr.Ir.Robert Manurung MEng, pengajar di Jurusan Kimia Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), bersama timnya (Eiichi Nagayama dan Masanori Kobayashi dari New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO- Jepang): “Minyak jarak bisa menggantikan minyak diesel untuk menggerakkan generator pembangkit listrik. Karena pohon jarak bisa ditanam dihampir semua wilayah di Indonesia, maka minyak jarak sangat membantu membangkitkan energi listrik daerah terpencil dan minyak ini bisa diproduksi sendiri oleh komunitas yang membutuhkan listrik,” Menurut Manurung, proses pembuatan minyak jarak juga tidak terlalu rumit dan bisa dilakukanoleh siapa saja dengan peralatan seadanya, caranya:
*Kukus buah jarak selama satu jam.
*Lalu, daging dihancurkan dengan mesin blender.
*Setelah itu, daging buah dan biji yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam mesin tempa minyak.
*Dengan penekanan dongkrak hidrolik, ampas diperas hingga menghasilkan minyak.
Setiap 10 kilogram biji jarak yang sudah dihancurkan akan menghasilkan 3,5 liter minyak jarak sebagai pengganti solar. Minyak ini berwujud seperti minyak goreng, yaitu kental, licin, dan baunya tidak mencolok.
Secara perinci Dalam proses pengolahan biji jarak menjadi biodiesel, dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
1.           Proses Pembuatan Crude Jatropha Oil (CJO)
-         Biji jarak dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci secara manual atau masinal (dengan mesin).
-         Biji direndam sekitar 5 menit di dalam air mendidih, kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes lagi.
-         Biji dikeringkan dengan menggunakan alat pengering atau dijemur di bawah matahari sampai cukup kering, kemudian biji tersebut dimasukkan ke dalam mesin pemisah untuk memisahkan daging biji dari kulit bijinya.
-         Daging biji yang telah terpisah dari kulitnya, digiling dan siap untuk dipres. Lama tenggang waktu dari penggilingan ke pengepresan diupayakan sesingkat mungkin untuk menghindari oksidasi.
-         Proses pengepresan biasanya meninggalkan ampas yang masih mengandung 7 – 10 % minyak. Oleh sebab itu, ampas dari proses pengepresan dilakukan proses ekstraksi pelarut, sehingga ampasnya hanya mengandung minyak kurang dari 0,1% dari berat keringnya. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut n – heksan dengan rentang didih 60 – 70 0C.
-         Tahap ini menghasilkan Crude Jatropha Oil (CJO), yang selanjutnya akan diproses menjadi Jatropha Oil (JO)
2.           Proses Pembuatan Biodiesel
a.     Reaksi Esterifikasi
CJO mempunyai komponen utama berupa trigliserida dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu reaksi pembuatan biodiesel (reaksi transesterifikasi). Penghilangan asam lemak bebas ini dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi. Pada reaksi ini asam lemak bebas direaksikan dengan metanol menjadi biodiesel sehingga tidak mengurangi perolehan biodiesel.  Tahap ini menghasilkan Jatropa Oil (JO) yang sudah tidak mengandung asam lemak bebas, sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel melalui reaksi transesterifikasi.
b.     Reaksi Transesterifikasi

Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi utama dalam pembuatan biodiesel. Pada reaksi ini, trigliserida (minyak) bereaksi dengan metanol dalam katalis basa untuk menghasilkan biodiesel dan gliserol (gliserin). Sampai tahap ini, pembuatan biodiesel telah selesai dan dapat digunakan sebagai bahan bakar yang mengurangi pemakaian solar.