Gudang Ilmu Fandi
-

kursor

Selasa, 15 Oktober 2013

SISTEM PEMURNIAN AIR MENGGUNAKAN KULIT BUAH OLEH ILMUWAN SINGAPORE

Info Teknologi Inovasi Terbaru: SISTEM PEMURNIAN AIR MENGGUNAKAN KULIT BUAH OLEH ILMUWAN SINGAPORE


Ilmuwan di National University of Singapore (NUS) telah menemukan cara untuk memurnikan air dengan menggunakan kulit apel dan tomat. Ini adalah pertama kalinya di Dunia bahwa kulit dari dua buah digunakan untuk menghilangkan berbagai jenis polutan dalam air.
Ramakrishna Mallampati bereksperimen dengan teknik pengolahan air menggunakan bahan yang mudah tersedia sebagai bagian dari upaya oleh departemen NUS’s chemistry untuk penelitian metode pemurnian air bagi masyarakat atau untuk pabrik pemurnian.
Dua tahun penelitian menunjukkan bahwa kulit dari delapan tomat dapat menghilangkan ion logam berat seperti timah dari satu liter air dalam jangka waktu satu jam. Para peneliti mengatakan temuan akan membantu penduduk yang sulit mendapatkan air bersih untuk mendapatkan air minum aman dengan biaya rendah.
Banyak polutan berbahaya memasuki air melalui berbagai saluran diantaranya pembuangan limbah penduduk, limbah industri atau drainase air hujan (dijelaskan dalam penelitian). Polutan tersebut perlu dihilangkan sebelum air dapat dikonsumsi. Namun, kebanyakan teknologi pemurnian air tidak dapat diakses oleh orang-orang yang kurang beruntung secara ekonomi di seluruh dunia. "Tantangan bagi para ilmuwan adalah untuk mengembangkan metode pemurnian air yang kuat yang dapat melakukan pengolahan air dengan biaya rendah, dengan menggunakan energi minimal dan menggunakan sedikit bahan kimia dalam proses sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," kata Mallampati.

Tomat mengatasi toksisitas


Tomat adalah sayuran yang banyak dikonsumsi di dunia, sekitar 30% dikonsumsi sebagai produk olahan. Pembuangan kulit tomat dan bahan berserat lainnya merupakan limbah ekonomi bagi banyak industri pengolahan makanan.
Mallampati mengevaluasi efektivitas kulit tomat sebagai adsorbent dengan menggunakan polutan yang berbeda. Ia juga mempelajari struktur kulit tomat untuk menilai efisiensinya sebagai biomaterial untuk menghilangkan ion logam beracun dan polutan organik dari air. Selain itu, faktor-faktor seperti sifat, pH, dan jumlah adsorbent yang digunakan untuk ekstraksi dianggap menentukan kondisi optimum dimana kulit tomat bisa menghilangkan berbagai polutan dari air.
Studinya menunjukkan bahwa kulit tomat dapat secara efektif menghilangkan kontaminan yang berbeda dalam air, termasuk bahan kimia organik dan anorganik terlarut, pewarna dan pestisida, dan juga dapat digunakan dalam aplikasi skala besar. Hasilnya dipublikasikan di Royal Society of Chemistry jurnal RSC Advances September 2012.
Selain kulit tomat, Mallampati juga menjelajahi kelayakan menggunakan kulit apel untuk pemurnian air, karena kulit apel yang mudah tersedia sebagai sampah organik dari industri pengolahan makanan dan kulit apel juga biodegradable.

Apel sebagai Anti-polutan


Mirip dengan kulit tomat, kulit apel juga bisa menghilangkan berbagai polutan dalam larutan air melalui proses adsorpsi. Dalam rangka meningkatkan kemampuan kulit apel terhadap ekstraksi polutan bermuatan negatif, Mallampati menjerap oksida zirkonium alami ke permukaan kulit apel.
" Memasukkan Zirkonium ke kulit apel dapat mengekstrak anion seperti fosfat, arsenat, arsenit, dan ion kromat dari pada air. Metode pemurnian air juga dapat digunakan untuk aplikasi skala besar," katanya.
Temuan ini diterbitkan dalam jurnal American Chemical Society ACSApplied Materials & Interfaces pada Mei 2013. Assoc. Prof Suresh Valiyaveettil, pemimpin penelitian, mengatakan ia berharap bahwa temuan ini dapat diterapkan untuk manfaat ekonomi dan teknologi petani yang tinggal di desa-desa terpencil, yang tergantung pada air tanah yang terkontaminasi atau sungai setempat untuk kebutuhan air sehari-hari.
Tim ini sekarang bermaksud untuk bekerja dengan organisasi-organisasi non-pemerintah untuk mentransfer temuan penelitian dan pengetahuan untuk kepentingan rakyat. Kelompok ini sekarang melihat ke penggunaan kulit buah lain dan serat alami untuk pemurnian air.

Senin, 14 Oktober 2013

Merubah Air Laut Menjadi Air Tawar

Akhir-akhir ini, air bersih sudah semakin sulit untuk di cari. Di beberapa daerah, air sangat sulit dicari. Bahkan dalam kawasan daerah tersebut hanya terdapat satu sumber air. Masyarakat sekitar harus menempuh jarak berkilo-kilo meter dan antri berjam-jam untuk mendapatkan seember air bersih. untuk itu kita harus mempunyai alternatif untuk menghasilkan air bersih yang layak minum. salah satunya adalah dengan menyuling air laut menjadi air tawar. prinsip penyulingan ini sama dengan siklus air. dari air laut yang dipanaskan oleh radiasi sinar matahari akan menguap menjadi butiran-butiran uap yang mengandung air. uap tersebut akan naik ke atas langit sebagaimana udara. setelah mencapai ketinggian tertentu, air tersebuat mengalami proses pengembunan oleh hawa dingin disekitarnya. setelah mengembun, uap air akan menjadi air yang tawar dan akhirnya jatuh kembali ke bumi.
Bahan yang di butuhkan cukup sederhana,
 - kompor / perapian lainnya
 - wadah air laut + tutup yang rapat
- selang yang tipis dan tahan panas atau selang yang digunakan oleh tukang kuli bangunan untuk mengukur kerataan tinggi bangunan.
- botol bekas minuman
- air tawar
- wadah tempat hasil penyulingan

 Alat :
- pisau

 cara pembuatan:


  • pertama-tama, kita harus memberi lubang pada tutup wadah air laut untuk jalan uap air menuju tempat pengembunan. lubang tersebut harus sama besar dengan besar selang. 
  • kedua, kita potong selang dengan ukurang secukupnya. kemuadian sambungkan selang dengan tutup wadah air laut, dan jangan sampai ada lubang udara. agar uap air tidak keluar dan terus melewati selang hingga proses terakhir.
  •  ketiga, buatlah dua lubang pada bagian atas botol minuman bekas untuk jalan masuk dan keluar selang. kemudian masukkan selang kedalam botol tersebut, dan keluarkan bagian ujungnya. berilah air tawar secukupnya untuk mengembunkan uap gas menjadi air tawar. itulah sebabnya kita harus memberi lubang di bagian atas botol, untuk menjaga air tawar agar tidak tumpah. kegunaan dari botol tersebut adalah sebagai tempat pengembunan uap air menjadi air tawar. 
  • keempat, salurkan selang pada wadah penampung hasil air tawar. setelah semuanya selesai, kita tinggal merangkainya agar posisinya mudah dan efektif. setelah itu pasang kompor di bawah wadah penampungan air laut, untuk menguapkan air laut menjadi uap air.

  •  air laut yang dipanaskan akan menguap, dan di dalam wadah tersebut akan terlihat hasil pengendapan garam hasil penguapan tersebut. garam tersebut bisa di gunakan sebagai bumbu dapur, tetapi garam tersebut masih belum mengandung "yodium".


sekian tulisan saya semoga bermanfaat