Secara umum istilah
biofuel bisa diartikan bahan bakar dari nabati, pengembangan yang paling
memungkinkan untuk substitusi atau pengganti energi adalah biodiesel (dari
minyak Jarak dan Kelapa Sawit) sebagai pengganti solar dan bioethanol (dari
Singkong) sebagai pengganti bensin. Jatropha curcas (jarak pagar) merupakan
salah satu tanaman yang paling prospektif untuk diproses menjadi Biodiesel
karena selain relatif mudah ditanam, toleransinya tinggi terhadap berbagai
jenis tanah dan iklim, produksi minyak tinggi, serta minyak yang dihasilkan
tidak dapat dikonsumsi oleh manusia sehingga tidak mengalami persaingan dengan
minyak untuk pangan. Minyak jarak pagar berwujud cairan bening berwarna kuning
dan tidak menjadi keruh sekalipun disimpan dalam jangka waktu lama.
Tanaman Jatropha curcas
(jarak pagar) termasuk tanaman semak dari keluarga Euphorbiaceae yang tumbuh
cepat dengan ketinggian mencapai 3 – 5 meter. Umumnya, seluruh bagian dari
tanaman ini mengandung racun sehingga hampir tidak memiliki hama. Tanaman ini
mulai berbuah pada umur 5 bulan, dan mencapai produktivitas penuh pada umur 5
tahun. Buahnya berbentuk elips dengan panjang sekitar 1 inchi (sekitar 2,5 cm)
dan mengandung 2 – 3 biji. Usia Jatropha curcas apabila dirawat dengan baik,
dapat mencapai 50 tahun.
Cara Membuat Biodisel dari Tanaman Buah
Jarak (Jathropa curcas)
Tanaman jarak pagar
(Jatropha curcas L) yang merupakan tanaman semak keluarga Euphorbiaceae. Dalam
waktu lima bulan tumbuhan yang tahan kekeringan ini mulai berbuah, produktif
penuh saat berumur lima tahun, dan usia produktifnya mencapai 50 tahun. Banyak
di jumpai di Indonesia sebagai tanaman pagar. Buahnya tidak bisa dikonsumsi
karena bisa menyebabkan keracunan. Masyarakat di daerah pedesaan sering
memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati susah buang air besar pada anak
dibawah lima tahun (balita) atau menghilangkan sakit gigi dengan meneteskan
getah pohon jarak ke gigi yang berlubang.
Dari hasil penelitian
yang dilakukan Dr.Ir.Robert Manurung MEng, pengajar di Jurusan Kimia Industri
Institut Teknologi Bandung (ITB), bersama timnya (Eiichi Nagayama dan Masanori
Kobayashi dari New Energy and Industrial Technology Development Organization
(NEDO- Jepang): “Minyak jarak bisa menggantikan minyak diesel untuk
menggerakkan generator pembangkit listrik. Karena pohon jarak bisa ditanam
dihampir semua wilayah di Indonesia, maka minyak jarak sangat membantu
membangkitkan energi listrik daerah terpencil dan minyak ini bisa diproduksi
sendiri oleh komunitas yang membutuhkan listrik,” Menurut Manurung, proses
pembuatan minyak jarak juga tidak terlalu rumit dan bisa dilakukanoleh siapa
saja dengan peralatan seadanya, caranya:
*Kukus
buah jarak selama satu jam.
*Lalu,
daging dihancurkan dengan mesin blender.
*Setelah itu, daging buah dan biji yang sudah
dihancurkan dimasukkan ke dalam mesin tempa minyak.
*Dengan
penekanan dongkrak hidrolik, ampas diperas hingga menghasilkan minyak.
Setiap 10 kilogram biji
jarak yang sudah dihancurkan akan menghasilkan 3,5 liter minyak jarak sebagai
pengganti solar. Minyak ini berwujud seperti minyak goreng, yaitu kental,
licin, dan baunya tidak mencolok.
Secara perinci Dalam
proses pengolahan biji jarak menjadi biodiesel, dilakukan dengan beberapa
tahap, yaitu :
1. Proses Pembuatan Crude Jatropha Oil
(CJO)
- Biji jarak dibersihkan dari kotoran
dengan cara dicuci secara manual atau masinal (dengan mesin).
- Biji direndam sekitar 5 menit di dalam
air mendidih, kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes lagi.
- Biji dikeringkan dengan menggunakan
alat pengering atau dijemur di bawah matahari sampai cukup kering, kemudian
biji tersebut dimasukkan ke dalam mesin pemisah untuk memisahkan daging biji
dari kulit bijinya.
- Daging biji yang telah terpisah dari
kulitnya, digiling dan siap untuk dipres. Lama tenggang waktu dari penggilingan
ke pengepresan diupayakan sesingkat mungkin untuk menghindari oksidasi.
- Proses pengepresan biasanya
meninggalkan ampas yang masih mengandung 7 – 10 % minyak. Oleh sebab itu, ampas
dari proses pengepresan dilakukan proses ekstraksi pelarut, sehingga ampasnya
hanya mengandung minyak kurang dari 0,1% dari berat keringnya. Pelarut yang
biasa digunakan adalah pelarut n – heksan dengan rentang didih 60 – 70 0C.
- Tahap ini menghasilkan Crude Jatropha
Oil (CJO), yang selanjutnya akan diproses menjadi Jatropha Oil (JO)
2. Proses Pembuatan Biodiesel
a. Reaksi Esterifikasi
CJO mempunyai komponen
utama berupa trigliserida dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas harus
dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu reaksi pembuatan biodiesel
(reaksi transesterifikasi). Penghilangan asam lemak bebas ini dapat dilakukan
melalui reaksi esterifikasi. Pada reaksi ini asam lemak bebas direaksikan dengan
metanol menjadi biodiesel sehingga tidak mengurangi perolehan biodiesel. Tahap ini menghasilkan Jatropa Oil (JO) yang
sudah tidak mengandung asam lemak bebas, sehingga dapat dikonversi menjadi
biodiesel melalui reaksi transesterifikasi.
b. Reaksi Transesterifikasi
Reaksi
transesterifikasi merupakan reaksi utama dalam pembuatan biodiesel. Pada reaksi
ini, trigliserida (minyak) bereaksi dengan metanol dalam katalis basa untuk
menghasilkan biodiesel dan gliserol (gliserin). Sampai tahap ini, pembuatan biodiesel
telah selesai dan dapat digunakan sebagai bahan bakar yang mengurangi pemakaian
solar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar